Bagiku arti persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya, semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka. Aku belajar banyak hal. Tapi ada suatu kisah yang membuat aku berpendapat berbeda tentang arti persahabatan. Saat itu, papa mamaku berlibur ke Bali dan aku sendirian menjaga rumah...
“Hahahahaha!” aku tertawa sambil membaca.
“Lynka! Katanya loe mau nyari referensi tugas kimia, malah baca komik. Ini aku nemui buku dari rak sebelah, mau pinjam kagak? Kamu bawa kartu kan? Pokoknya besok kamis, semua tugas kelompok pasti selesai. Asal kita kerjakan malam ini. Yuhuuuu... setelah itu bebas tugas. PlayStation!” jelas angel dengan nada nyaring.
angel orang yang simpel, punya banyak akal, tapi banyak juga yang gagal, hehehe.. Dari kelas 1 SMA sampai sekarang duduk di kelas 2 - kami sering sekelompok, beda lagi kalau masalah bermain PlayStation – anel jagoannya ( yeah, wlaupun cewek. playstation adalah kgemarannya ). Rasanya seperti dia sudah tau apa yang bakal terjadi di permainan itu. Tapi entah kenapa, sekalipun sebenarnya aku kurang suka main PlayStation, gara-gara angel, aku jadi ikut-ikutan suka main game.
Sahabatku yang kedua adalah Dilla, nama sebenarnya Dina almaniana. Dilla pemberani dan Gokil, badannya singset kea gitar spanyol karena sehari bisa 3 kali nge-gym.. heheheh.. Gk Smua Yg Loe Denger Benar. Sebentar lagi dia pasti datang - nah, sudah kuduga dia datang kesini.
“Wooii.. loe gak malu apa pakai kacamata hitam itu?” Tanyaku pada Dilla yang baru masuk ke perpustakaan. Sudah empat hari ini dia sakit mata, tapi tadi pagi rasanya dia sudah sembuh. Tapi kacamata hitamnya masih dipakai. Aku heran, orang ini benar-benar kelewat pede. Aku semakin merasa unik dikelilingi dua sahabat yang over dosis pada berbagai hal.
Kami pulang bersama berjalan kaki, rumah kami dekat dengan sekolah, Dilla and Angel juga teman satu komplek perumahan. Saat pulang dari sekolah terjadi sesuatu.
Kataku dalam hati sambil lihat dari kejauhan “( Eh, itu... )”.
“Gue sangat kenal dengan rumahku sendiri...” aku mulai ketakutan saat seseorang asing bermobil terlihat masuk rumahku diam-diam. Karena semakin ketakutannya, aku tidak berani pulang kerumah.
“Ohhh iya itu!” Angel and Dilla menyaut kompak. Angel melihatku seksama, ia tahu kalau aku takut berkelahi. Aku melihat Angel seperti sedang berpikir tentangku dan merencanakan sesuatu.
“Oke, Lynka – kamu pergi segera beritahu satpam sekarang, Gua and Si seksi nii bakal pergoki mereka lewat depan dan teriak .. maling... pasti tetangga keluar semua” bisikan Angel sambil melirik kearah Dilla yang saat itu berpikir sperti sherlock holmes, kata'' konyolan Angel terdengar membuatku sedikit tenang.
Di dalam hati gua masih ketakutan banget Karena semakin ketakutan, terasa seperti sesak sekali bernafas, tidak bisa terucapkan kata apapun dari mulut. “...Lynka, ayo...satpam” Angel membisiku sekali lagi.
Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura - tidak terpikirkan lagi dengan apa yang terjadi dengan dua sahabatku. Pak Satpam panik mendengar ceritaku – ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menangkap maling dirumahku. Aku kembali kerumah dibonceng petugas dengan motornya. Sekitar 4 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali ke rumahku.
“Ya Tuhan!” kaget sekali melihat seorang petugas satpam lain yang datang lebih awal dari pada aku saat itu sedang memberii tisu ke Dilla karena tangan Dilla yang berdarah. Terlihat juga Pipi Angel yang luka seperti kena pukul. Satpam langsung menelpon polisi akibat kasus pencurian ini. " Ya,, ampun Dilla-Angel.. " teriakku histeris, air mataku meleleh membanjiri kedua pipiku melihat ke dua sahabat ku terluka karena membelaku
“Jangan kawatir... hehehe... Kita bertiga berhasil menggagalkan mereka. Tadi saat kami teriak maling! Ternyata tidak ada tetangga yang keluar rumah. Alhasil, maling itu terbirit-birit keluar dan berpas-pasan dengan gua. Ya akhirnya kena pukul deh... Dilla juga kena sayat pisao sedikit karena mereka yang terburu-buru pergi, udah jangan nangis! ga papa kog” jawab Angel dengan tenang dan pedenya sambil menghapus air mataku.
Kemudian Dilla membalas perkataan Angel “Rumah loe skarang aman - kita mergoki mereka saat awal-awal, jadi tidak sempat ambil barang rumahmu.”
Singkat cerita, aku mengobati mereka berdua. Mama Angel and Dilla datang kerumahku dan kami menjelaskan apa yang tadi terjadi. Anehnya, peristiwa adanya maling ini seperti tidak pernah terjadi.
“Hahahahaha... “ Angel malah tertawa dan melanjutkan bercerita tentang tokoh kesayangannya saat main PlayStation. Sedangkan Dilla bercerita kalau dia masih sempat-sempatnya menyelamatkan kacamata hitamnya sesaat sebelum tangannya di sabet pisau. Bagaimana caranya? aku juga kurang paham. Dilla kurang jelas saat bercerita pengalamannya itu.
“( Hahahahaha... )” Aku tertawa dalam hati karena mereka berdua memberikan pelajaran berarti bagiku.
Sperti yang tertulis pada Yohanes 15:13 :Yaitu arti persahabatan bukan cuma teman bermain dan bersenang-senang. Mereka lebih mengerti ketakutan dan kelemahan diri gua. Dilla andd Angel adalah sahabat terbaikku. Pikirku, tidak ada orang rela mengorbankan nyawanya jika bukan untuk sahabatnya.
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar